Nasihat Ayah :)
23.06Dhika, ada hadits Rasulullah saw yg paling sederhana dan sering diucapkan orang y.i. “Innama a’malu binniat..”, Sesungguhnya amal itu tergan...
23.06
Dhika, ada hadits Rasulullah saw yg paling sederhana dan sering diucapkan orang y.i. “Innama a’malu binniat..”, Sesungguhnya amal itu tergantung niat..”. Hadits ini sebetulnya masih ada terusannya, bercerita tentang niat orang berhijrah. Kalau kita berniat utk target duniawi maka yg kita dapatkan cuma duniawi, kalau niat kita ukhrawi maka kita mendapatkan dunia dan akhirat.
Kalau kita menanam rumput, yg kita tuai hanya rumput. Tapi kalau kita menanam padi, maka kita akan menuai padi dan rumput.
Keikhlasan akan menjaga hati utk tdk terganggu oleh hal-hal yg mengganggu -dan ini pasti terjadi baik besar maupun kecil- dalam mencapai ridha Allah.
Ayah kan pernah bilang, ketika kita tersenyum kepada seorang kawan dan senyuman kita tidak dibalas, kemudian ini membuat kita marah bahkan berniat utk membalas dng cara yg sama, berarti kita tersenyum hanya sekedar mengharapkan balasan dari manusia. Kalau niat kita tersenyum semata-mata mencari ridha Allah, karena melaksanakan anjuran Rasulullah saw utk bersedekah walaupun hanya dng senyuman, maka dibalas ataupun tidak bukan masalah, karena kita yakin Allah telah mencatat amal kita walaupun sebesar biji sawi. Kalau senyuman kita balas, maka kita mendapatkan balasan di dunia maupun akhirat.
Berikut ini notes yg pernah ayah buat utk uni Dita :
Nasihat untuk anak-anakku; "Hati seluas telaga"
March 22, 2010 at 3:21pm
“Seorang pemuda yang sedang galau hatinya dalam menghadapi persoalan hidup mendatangi gurunya untuk mendapatkan nasihat. Setelah mendengarkan curhat si pemuda, sang guru pun mengeluarkan sesendok bubuk dan memasukkannya kedalam segelas air putih. Sang guru menyilakan si pemuda untuk meminum air tersebut. Setelah meminumnya, si pemuda meringis bahkan memuntahkan sebagian air yang terminum. "Kenapa pak guru memberi aku air yang sangat pahit ini..?. Sang guru hanya tersenyum, kemudian membawa si pemuda ke telaga yang tidak jauh dari rumahnya. Kemudian sesendok bubuk pahit yang sama di tumpahkannya ke dalam telaga.
Sang guru meminta si pemuda untuk meminum air telaga tersebut. Hmmm, terasa segarnya air telaga, tidak sedikitpun ada rasa pahit akibat taburan bubuk tadi.
Begitulah ananda, "sesendok" persoalan hidup akan terasa sangat pahit apabila ditempatkan di dalam hati yang "kecil", luaskanlah hatimu seluas telaga, bubuk pahit kehidupan akan terasa tawar, hilang tanpa terasa.
Membuat telaga di dalam hati adalah dengan IKHLAS. Semata-mata mencari ridha Allah swt. Ridha Allah maha luas, Dia Mahatahu, apa yang baik dan buruk buat kita. Allah menilai usaha kita, hasilnya biarlah Dia yang menentukan. Berprasangka baiklah kepadaNya.”
Pancangkan niat dalam setiap gerak dalam hidup kita, sekecil apapun move yg kita buat, adalah semata-mata mencari ridha Allah swt. Ridha Allah adalah visi hidup kita, menjadi insinyur sipil lulusan ITB adalah misi. Menjadi Insinyur Sipil lulusan ITB adalah dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada Allah.
Kita ingin menjadi lulusan ITB yg berkualitas, utk mencapai kualitas personal yg baik banyak proses yg harus dilalui, mulai dari kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, sejauh kita yakin bahwa itu akan membentuk kepribadian yg berkualitas maka kita jalani. Utk menjalankan suatu misi/dakwah, tentu perlu strategi dan taktik. Katakanlah kita masuk dalam suatu kegiatan yg terlihat “gersang” maka niatkan bahwa pada saatnya nanti kita akan mengubahnya menjadi sejuk, kurang lebih sama seperti “Growing Tree, Give-Share-Inspire”, keyakinan ini insya Allah akan menyejukkan hati kita sendiri. Karena kita menjalaninya karena Allah maka tentu saja dia harus ada di dalam koridor syariah.
Sebetulnya shalat-shalat dan doa-doa kita bisa menjadi oase dari “kegersangan” yg timbul dari kegiatan yg kita anggap membosankan. Hayati semua gerakan dan bacaan shalat, hadirkan hati capailah khusyuk, insya Allah itu akan mengasah rasa.
Justru dengan tingginya kesibukan kita maka akan terasa sekali berharganya waktu, khususnya waktu shalat, sayang sekali kalau waktu yg sempit yg digunakan utk shalat kalau shalat yg kita tegakkan tidak berkualitas. Apalagi shalat tahajud, Allah swt sendiri yg menjanjikan akan menempatkan kita pada posisi yg terpuji. Doa bagi orang yg dalam kondisi “lemah” dan sangat mengharapkan pertolonganNya, biasanya diijabah. Lemah dalam pengertian luas, bisa fisik seperti sdg berpuasa ataupun nonfisik seperti tekanan pekerjaan atau lainnya.
Perintah Allah swt utk shalat tahajud ada di Surat Al Isra ayat 79, kemudian di ayat 80 diajarkan oleh Allah swt membaca doa sbb.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al Isra: 79)
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (Al Isra:80)
Ayah, 20 Juli 2013
Kalau kita menanam rumput, yg kita tuai hanya rumput. Tapi kalau kita menanam padi, maka kita akan menuai padi dan rumput.
Keikhlasan akan menjaga hati utk tdk terganggu oleh hal-hal yg mengganggu -dan ini pasti terjadi baik besar maupun kecil- dalam mencapai ridha Allah.
Ayah kan pernah bilang, ketika kita tersenyum kepada seorang kawan dan senyuman kita tidak dibalas, kemudian ini membuat kita marah bahkan berniat utk membalas dng cara yg sama, berarti kita tersenyum hanya sekedar mengharapkan balasan dari manusia. Kalau niat kita tersenyum semata-mata mencari ridha Allah, karena melaksanakan anjuran Rasulullah saw utk bersedekah walaupun hanya dng senyuman, maka dibalas ataupun tidak bukan masalah, karena kita yakin Allah telah mencatat amal kita walaupun sebesar biji sawi. Kalau senyuman kita balas, maka kita mendapatkan balasan di dunia maupun akhirat.
Berikut ini notes yg pernah ayah buat utk uni Dita :
Nasihat untuk anak-anakku; "Hati seluas telaga"
March 22, 2010 at 3:21pm
“Seorang pemuda yang sedang galau hatinya dalam menghadapi persoalan hidup mendatangi gurunya untuk mendapatkan nasihat. Setelah mendengarkan curhat si pemuda, sang guru pun mengeluarkan sesendok bubuk dan memasukkannya kedalam segelas air putih. Sang guru menyilakan si pemuda untuk meminum air tersebut. Setelah meminumnya, si pemuda meringis bahkan memuntahkan sebagian air yang terminum. "Kenapa pak guru memberi aku air yang sangat pahit ini..?. Sang guru hanya tersenyum, kemudian membawa si pemuda ke telaga yang tidak jauh dari rumahnya. Kemudian sesendok bubuk pahit yang sama di tumpahkannya ke dalam telaga.
Sang guru meminta si pemuda untuk meminum air telaga tersebut. Hmmm, terasa segarnya air telaga, tidak sedikitpun ada rasa pahit akibat taburan bubuk tadi.
Begitulah ananda, "sesendok" persoalan hidup akan terasa sangat pahit apabila ditempatkan di dalam hati yang "kecil", luaskanlah hatimu seluas telaga, bubuk pahit kehidupan akan terasa tawar, hilang tanpa terasa.
Membuat telaga di dalam hati adalah dengan IKHLAS. Semata-mata mencari ridha Allah swt. Ridha Allah maha luas, Dia Mahatahu, apa yang baik dan buruk buat kita. Allah menilai usaha kita, hasilnya biarlah Dia yang menentukan. Berprasangka baiklah kepadaNya.”
Pancangkan niat dalam setiap gerak dalam hidup kita, sekecil apapun move yg kita buat, adalah semata-mata mencari ridha Allah swt. Ridha Allah adalah visi hidup kita, menjadi insinyur sipil lulusan ITB adalah misi. Menjadi Insinyur Sipil lulusan ITB adalah dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kita kepada Allah.
Kita ingin menjadi lulusan ITB yg berkualitas, utk mencapai kualitas personal yg baik banyak proses yg harus dilalui, mulai dari kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, sejauh kita yakin bahwa itu akan membentuk kepribadian yg berkualitas maka kita jalani. Utk menjalankan suatu misi/dakwah, tentu perlu strategi dan taktik. Katakanlah kita masuk dalam suatu kegiatan yg terlihat “gersang” maka niatkan bahwa pada saatnya nanti kita akan mengubahnya menjadi sejuk, kurang lebih sama seperti “Growing Tree, Give-Share-Inspire”, keyakinan ini insya Allah akan menyejukkan hati kita sendiri. Karena kita menjalaninya karena Allah maka tentu saja dia harus ada di dalam koridor syariah.
Sebetulnya shalat-shalat dan doa-doa kita bisa menjadi oase dari “kegersangan” yg timbul dari kegiatan yg kita anggap membosankan. Hayati semua gerakan dan bacaan shalat, hadirkan hati capailah khusyuk, insya Allah itu akan mengasah rasa.
Justru dengan tingginya kesibukan kita maka akan terasa sekali berharganya waktu, khususnya waktu shalat, sayang sekali kalau waktu yg sempit yg digunakan utk shalat kalau shalat yg kita tegakkan tidak berkualitas. Apalagi shalat tahajud, Allah swt sendiri yg menjanjikan akan menempatkan kita pada posisi yg terpuji. Doa bagi orang yg dalam kondisi “lemah” dan sangat mengharapkan pertolonganNya, biasanya diijabah. Lemah dalam pengertian luas, bisa fisik seperti sdg berpuasa ataupun nonfisik seperti tekanan pekerjaan atau lainnya.
Perintah Allah swt utk shalat tahajud ada di Surat Al Isra ayat 79, kemudian di ayat 80 diajarkan oleh Allah swt membaca doa sbb.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al Isra: 79)
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (Al Isra:80)
Ayah, 20 Juli 2013