Tulisan pertama : Indonesia , aku , dan Masa Depan

Ikatlah Ilmu dengan menulis - Ali bin Abi Thalib , menandakan betapa pentingnya menulis bagi kehidupan manusia , bukankah sejarah dimulai ke...

Ikatlah Ilmu dengan menulis - Ali bin Abi Thalib , menandakan betapa pentingnya menulis bagi kehidupan manusia , bukankah sejarah dimulai ketika tulisan itu ditemukan? .Walaupun masih bingung sebenarnya gimana cara makainya , tapi kalau tak pernah mencoba tak pernah tau rasanya bukan?
Tulisan pertama saya dedikasikan untuk kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus , saya baru saja membuat sebuah essay , ini dia essaynya :

“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, tentunya lirik lagu yang dilantunkan koes ploes tak asing didengar. Lagu yang menggambarkan kayanya potensi sumber daya yang ada di Indonesia. Betapa tidak, Indonesia mempunyai kekayaan emas terbesar di dunia yang terletak di papua , pertanian yang subur dan kekayaan laut yang luar biasa banyaknya. Disamping itu Indonesia punya potensi lain, menurut sensus penduduk tahun 2010 , Indonesia mempunyai penduduk sebanyak 240 juta, dan kebhinekaan dari 33 provinsi dengan ratusan suku yang mempunyai bahasa dan budaya yang berbeda, lihatlah masyarakat yang mayoritas beragama islam yang seharusnya mengajarkan keadilan dan kemakmuran. Ideologi kita, ideologi pancasila yang dipuji dan mengguncang Negara-negara liberal saat pertama kali diperkenalkan dengan keluhuran nilainya. Amatilah pedagang yang bangun pagi buta dan berangkat naik turun gunung untuk mencukupi kebutuhan , pemuda yang berada di daerah tertinggal, mereka mampu menempuh puluhan kilometer jalan menuju sekolah dengan berbagai rintangan, dan siswa/i Indonesia yang mampu memenangkan olimpiade sains internasional seperti ApHO di Israel pada tahun 2010 , dan lain lain.
            Namun mengapa kini Indonesia kurang disegani dengan potensi yang telah dipaparkan diatas. Beberapa hal diantaranya adalah rendahnya tingkat pendidikan Indonesia, sehingga tenaga kerja dengan pendidikan yang tinggi atau staf ahli jarang ditemukan, pun dengan angkatan kerja yang banyak ,lapangan kerja yang tersedia hanya sedikit sehingga tidak dapat memaksimalkan potensi angkatan kerja yang ada. Kekayaan yang dinikmati oleh bangsa lain karena Indonesia belum memanfaatkan teknologi yang ada , contohnya adalah Freeport yang menguasai tambang emas di Papua, dan perusahaan-perusahaan luar lainnya.Ideologi yang mengandung nilai-nilai luhur yang mulai luntur karena pengaruh globalisasi yang menyebabkan masyarakat Indonesia konsumtif,memuja produk luar, selalu membandingkan dengan produk dalam negeri, paradigma inilah yang membuat pengusaha-pengusaha mikro Indonesia sulit bangkit karena dihantam oleh produk luar negri yang jauh lebih modern karena padat modal. Masyarakat dan pemimpin bangsa yang mayoritas beragama islam tapi tidak mempemudai dan mempraktikkan apa  yang diajarkan agamanya , yang didalamnya diajarkan untuk damai, toleran , dan jujur. Banyak sekali mahasiswa ,ilmuan, dan peneliti yang pintar namun tidak terfasilitasi atau dihargai oleh Negara,contohnya adalah BJ Habibie, jenius yang kurang terfasilitasi di Indonesia pada akhirnya mematenkan penemuannya ke pemerintah Jerman. Sementara pemimpin Indonesia sedang berkelut masalah politik dan korupsi yang tak kunjung reda. Terlalu banyak berpikir dan memperdalam keprihatinan dari para rakyatnya tanpa memberikan kata-kata yang bisa menggelorakan semangat dan harapan rakyatnya. Begitu juga kebanyakan rakyat Indonesia , selalu memandang prihatin Indonesia bahkan mengumpat bangsanya sendiri dan membandingkan dengan bangsa lain , tetapi tanpa semangat dan integritas mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Semangat dan integritas seorang pemuda untuk berhenti mengumpat sisi negatif dari bangsa Indonesia dan mulai ikut berkontribusi mengubah bangsa. Tentunya yang paling penting adalah mengembangkan kecerdasan dalam berpikir dan bertindak, sehingga pemuda bisa memilah budaya barat yang patut ditiru seperti ketekunan dan kerja keras mereka dalam menggapai tujuan dengan budaya barat yang konsumtif dan hedonisme yang berlawanan dengan nilai luhur pancasila dari sila yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”.  Juga dalam mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri kita ,seperti olahraga , seni, kepemimpinan , keilmuan ,dll. dan ketika kita mempunyai kesadaran untuk terus mengembangkan diri , sudah sepatutnya pemuda mengajak dan memotivasi pemuda lainnya untuk turut mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing ,misalnya dengan mengadakan seminar, pelatihan atau menjadi mentor bagi adik-adiknya, sehingga pada masa depan nanti Indonesia mempunyai sumber daya yang kompeten dan mampu memajukan bangsa Indonesia . Atau dengan membuat tulisan dan memuatnya di media-media publikasi. Tetapi bukankah hal tersebut mudah untuk dilakukan dan hanya berlaku skala kecil? Kontribusi sekecil apapun akan menjadi besar jika dilatarbelakangi oleh tujuan yang besar, memajukan Indonesia tercinta.
Saya sendiri sebagai Ketua OSIS di SMA Negeri 1 Depok dan anggota Rohis berusaha mendukung seluruh potensi yang ada di SMAN 1 Depok dengan membantu dan mendukung kegiatan ekstrakulikuler dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di SMAN 1 Depok dengan kegiatan ajang kreasi siswa-siswi, yang didalamnya ada kegiatan akademis, seni , dan kemanusiaan dalam rangka mengembangkan potensi dan mengeratkan kekerabatan. Dan menanamkan nilai agama dan nilai pancasila dengan mengadakan kegiatan yang bernafaskan agama , seperti ajangkreasi dalam syiar islam dan mengadakan seminar-seminar dengan tema yang menggugah pemuda agar berpikir kritis dan berkontribusi untuk sekitarnya. Saya bercita-cita bisa menjadi wiraswasta yang membantu pemerintah dalam bidang pendidikan akademis dan karakter dengan mendirikan sekolah-sekolah gratis sehingga pendidikan Indonesia dapat lebih maju. Karena tingginya tingkat pendidikan  merupakan indikator untuk negara maju.
Indonesia butuh pemimpin yang jujur dan penuh dengan nilai luhur yang ada pada pancasila, juga memahami ilmu agama sehingga bisa menjadi teladan dan memberikan inspirasi pada rakyatnya . Pemimpin yang ideal itu akan muncul jika para pemuda Indonesia sadar bahwa semua individu  yang ada di Indonesialah yang menjadi penentu maju atau tidaknya Indonesia , dan mau mengembangkan potensi diri dan menerapkan nilai luhur yang ada pada pancasila, maka tidak diragukan lagi Indonesia bisa mengembangkan potensi sumber daya alam yang berlimpah , potensi budaya masyarakat yang begitu beragam, bisa memfasilitasi para peneliti dan ilmuan yang ada , dan ideologi pancasila yang penuh dengan nilai luhur itu mungkin akan menjadi ideologi yang ditiru negara-negara lain. karena semua itu berawal dari kesadaran individu untuk mulai mengubah bangsa dan mengajak sekitarnya untuk mengikuti apa yang dilakukannya. Ini semua bukan sekedar mimpi, walaupun mungkin baru akan terwujud sepuluh atau duapuluh tahun lagi. Inilah seharusnya tekad yang diazzamkan para pemuda, untuk Indonesia.
MAJU INDONESIA !

You Might Also Like

0 komentar