Jurnal aksi KM ITB 19-20 Mei 2016

Kronologi dan konten KM ITB bersepakat untuk aksi di momentum kebangkitan Nasional dalam dua hari berturut2 dalam momentum menyambut hari...

Kronologi dan konten

KM ITB bersepakat untuk aksi di momentum kebangkitan Nasional dalam dua hari berturut2 dalam momentum menyambut hari kebangkitan nasional dan reformasi, 19 Mei - 20 Mei 2016. Aksi yang pertama dilaksanakan di depan gedung DPR RI, dengan tiga tuntutan yang didukung oleh perwakilan beberapa BEM lain seperti UPI, TELKOM - U, UI, UNJ, UNRAM, UNMUL, UNSRI, Universitas Brawijaya :

1. Menolak Pengesahan Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak sebelum adanya sistem dan mekanisme yang jelas mengenai tindakan paska pengampunan pajak, berlakunya kebijakan transfer data keuangan antar negara, serta reformasi perpajakan Indonesia yang kuat dan menyeluruh;

2. Menuntut supaya DPR RI menggunakan Hak Angketnya untuk membentuk Pansus KCIC dalam rangka menyelidiki berbagai pelanggaran yang terjadi dalam pembangunan proyek kereta cepat melalui penggunaan hak interpelasi, atau penyelidikan berbagai kejanggalan yang terjadi pada proses pembangunan ini, yang apabila terbukti bermasalah, sebaiknya proyek pembangunan kereta cepat Indonesia-China dihentikan saja;

3. Menuntut pembahasan Revisi Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba supaya tidak bertentangan dengan Hilirisasi dan Undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang Migas tidak bertentangan dengan semangat Nasionalisasi supaya terciptanya regulasi yang pasti, adil dan berkedaulatan dalam pengelolaan energi nasional. Dengan ini kami juga mendesak kepada pemerintah untuk segera mengatur proses alih teknologi dan operasi wilayah kerja pertambangan serta minyak dan gas yang habis kontrak untuk kemudian dikelola oleh BUMN pada bidangnya masing-masing, dan mendesak pemerintah untuk mempersiapkan upaya yang perlu dilakukan supaya BUMN tersebut dapat siap saat waktunya tiba.



Dalam kesempatan ini, KM ITB membawa tagar #bangkitbergerak dan #reformasiuntukrakyat. Aksi ini berlangsung di dalam dan di luar gedung DPR RI. Massa KM ITB datang berbondong-bondong dan melakukan short march dari parkiran timur senayan sampai gedung DPR RI. Setelah sampai di depan gedung DPR RI, massa aksi mengadakan mimbar bebas yang diisi dengan orasi dari kawan-kawan perwakilan KM ITB dan beberapa perwakilan kampus lain. Selain itu, disela-selanya terdapat teatrikal-teatrikal yang disuguhkan serta pembacaan puisi.


Teatrikal Tax amnesty (sumber :dokumentasi Kabinet)

Short march unjuk rasa dari parkiran timur senayan sampai gedung DPR RI (sumber :dokumentasi kabinet)

Setelah bernegosiasi dengan Humas, delapan orang perwakilan yang terdiri dari senator, kahim, Kabinet, perwakilan UPI, dan satu orang entitas bebas dapat masuk ke dalam gedung DPR RI. Walaupun ternyata tidak jadi pembahasan di Sidang komisi XI terkait tax amnesty, perwakilan KM ITB melakukan roadshow ke fraksi-fraksi untuk memberikan aspirasi terkait tax amnesty dan menandatangani lembar komitmen agar menyampaikan aspirasi KM ITB ke sidang komisi XI. Fraksi yang dapat menerima kami dalam keadaan mendadak Jumat kemarin ada tiga, yaitu Nasdem, PKB, dan PKS.






Audiensi bersama salah satu fraksi (sumber :ganecapos)

Mengumumkan hasil audiensi bersama Fraksi DPR RI (sumber :dokumentasi Kabinet)

Tidak lengkap tanpa foto bersama (sumber :dokumentasi Kabinet)


Di hari kedua, KM ITB bergabung dengan massa aksi BEM SI dengan kekuatan massa 40 kampus dari seluruh Indonesia yang hadir mewarnai ibukota. Mereka diantaranya berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali serta Nusa Tenggara. Dalam Aksi Kebangkitan Nasional 20 Mei itu, lebih dari 1700 mahasiswa turun ke jalan di depan istana. Tuntutan yang diberikan adalah :

1. Memperbaiki kualitas kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden dalam menghadirkan kebijakan yang pro terhadap rakyat
2. Segera wujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia
3. Wujudkan kedaulatan rakyat dengan menjunjung tinggi keadilan sosial dan tegas dalam penegakan hukum
4. Menjamin perlindungan terhadap kebebasan berekspresi dan beraspirasi.

Tuntutan ini adalah rangkuman dari berbagai tuntutan hasil evaluasi  BEM SI terhadap nawacita.

Dengan tagar #kawalnawacita #resolusikebangkitan #tuntaskanreformasi, aksi BEM SI ini berjalan di luar istana dan di dalam istana. Di luar istana, tak henti-hentinya kawan-kawan dari BEM SI bergantian melakukan orasi dari masing-masing isu, melakukan agitasi massa, serta kegiatan-kegiatan teatrikal. Menjelang sore hari, massa aksi mulai tidak sabar untuk segera menunggu hasil dari audiensi dengan mensesneg, akhirnya massa aksi sempat menggoyang gabus pembatas jalan dan menginjak-injak duri border.
Massa aksi KM ITB bersama BEM SI di luar (sumber : dokumentasi kabinet)
sedikit selfie di tengah-tengah aksi tentunya asik (sumber : dokumentasi kabinet)



Di dalam istana negara, 40 orang wakil dari masing-masing kampus diterima untuk beraudiensi dengan pihak sekretariat negara, yang diwakili oleh Pak Dadan selaku Deputi Kelembagaan. Namun, mahasiswa menolak untuk berdialog kecuali kepada wakil presiden, Kepala staf kepresidenan, atau menteri sekretaris negara, mengingat presiden masih berada di Russia. Akhirnya dalam waktu tunggu tersebut, Pak Pratikno selaku mensetneg bersedia menemui 15 orang perwakilan.

Dalam dialog dengan menteri, BEM SI membeberkan sekian masalah eksekutif dalam rangka mengevaluasi nawacita. Permasalahan yang diangkat mencakup sembilan isu yang menjadi fokus BEM SI dalam satu tahun kepengurusan : pendidikan, energi, lingkungan, kesehatan, pertanian, ekonomi, korupsi, maritim, serta kekerasan terhadap perempuan dan anak yang semuanya tertuang dalam nawacita namun belum terproses dengan baik hingga sekarang.


Mewakili aliansi energi BEM SI menyampaikan aspirasi (dokumentasi : Guntur, Presiden BEM REMA UPI)


Menteri sepakat dengan tuntutan mahasiswa, namun ketika diminta menandatangani kesepahaman beliau menolak sampai beliau membacanya. Sebagai pengganti sementara, menteri memberikan memo kepada perwakilan BEM SI yang berisi menteri akan menjamin keterbukaan kementerian terkait untuk bersama melakukan pembahasan terhadap masalah dan kebijakan, dengan jadwal yang ditetapkan kurang dari satu minggu.

Menteri juga segera mengagendakan pertemuan mahasiswa dengan presiden  sesegera mungkin.
 Dalam pertemuan tersebut BEM SI juga menyampaikan hasil kajian evaluasi nawacita setebal 300 halaman kepada menteri, untuk disampaikan kepada presiden dan kementerian terkait.

Aksi ditutup dengan penyampaian kronologi audiensi oleh Pak Dadan di depan ribuan masa aksi. Dan jika belum ada progres yang signifikan hingga 2 tahun kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden, maka BEM SI akan menimpakan tuntutan yang lebih besar.


briefing massa terkait hasil aksi (Source : dokumentasi kabinet)



Belum lengkap tanpa foto bersama (source : dokumentasi kabinet)


Mengetuk Pintu

Dua aksi kemarin, 19-20 Mei 2016 adalah aksi awalan untuk mengawal isu-isu di atas. "Aksi memang tidak menjamin perubahan, tetapi perubahan dimulai dari aksi". Dengan aksi 19 Mei, KM ITB banyak mendapatkan akses ke fraksi2, anggota dewan lain dan stakeholder terkait seperti Humas DPR. Adanya pressure untuk bertemu dengan stakeholder terkait dalam dua hari itu memudahkan akses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.


Solidaritas mahasiswa 

Tidak semua universitas yang datang langsung mengerti apa poin-poin yang akan diperjuangkan oleh masing-masing koordinator isu yang ada di BEM SI, tetapi atas dasar semangat dan kegelisahan yang dalam bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja mereka tetap datang dari berbagai belahan Indonesia meskipun dengan perwakilan. Walaupun mereka yang datang jauh-jauh tidak semuanya dapat kesempatan untuk masuk ke dalam ruang audiensi dan bisa menjadi orator di mobil komando, tapi tetap saja mereka telah datang dengan modal ketidakpastian yang sangat tinggi dari aksi kemarin bahwa mereka tidak mendapatkan 'panggung'.

Otokritik

Saya sebut sebagai otokritik karena ini bagian berisi kritik buat diri saya sebagai koordinator gerakan yang ada di KM ITB, dan bagian dari aliansi strategis BEM SI.

Sebagai penyampai opini alternatif di masyarakat (media dan pemberitaan)

Aksi KM ITB kali ini memang jauh lebih ramai daripada aksi kereta cepat sebelumnya, tetapi peliputan di media masih lebih sedikit dibandingkan aksi kereta cepat kemarin. Hal ini saya rasa karena dalam aksi ini, tuntutan yang dibawa ada tiga tuntutan yang membuat kurang fokus.




Dengan kurang fokus, maka tidak ada frame yang benar-benar ingin dibuat ke masyarakat umum untuk menjadi judul berita yang jelas. Seperti "KM ITB menolak pembangunan instan kereta cepat" atau "Bem sesuatu tolak WTPM". Karena bicara masuk media, seharusnya bukan hanya peliputan medianya, tapi konten yang ada dalam medianya pun akhirnya kurang relevan dengan isi tuntutan. Saya melihat ini sering ada pada aksi-aksi nasional BEM SI yang akhirnya untuk mengakomodir semua isu, BEM SI membawa konten yang gado-gado atau sembilan isu semua dibawa. Akhirnya, pemberitaan yang muncul adalah "mahasiswa pertanyakan nawacita" atau "mahasiswa mengevaluasi nawacita" dan berujung pada kecacatan logika ad hominem, seolah jokowi adalah presiden terburuk yang pernah ada. Padahal, fokus isu yang disasar terdapat pada sembilan isu BEM SI yang terus dikawal konsisten dan titik penting aksi 20 Mei adalah penjadwalan secara rutin audiensi koordinator isu dengan mentri terkait. Hal ini berdampak pada kebingunan masyarakat pada aksi massa yang dilaksanakan mahasiswa "ini mahasiswa ngapain rame-rame aksi ?" karena tujuan aksinya sendiri berbeda dengan penangkapan liputan media. Lebih jauh lagi, peran aksi sebagai penyampai opini alternatif di masyarakat tidak dapat dicapai secara jelas.

Berita-berita aksi BEM-SI 20 Mei 2016 di istana :

http://edupost.id/poleksosbud/aksi-bem-si-39-presiden-mahasiswa-audiensi-di-istana-negara/

http://edupost.id/poleksosbud/harkitnas-bem-si-gelar-aksi-wisata-kebangkitan-nasional/

http://news.detik.com/read/2016/05/20/113802/3214289/10/massa-bem-seluruh-indonesia-demo-di-depan-istana-tanyakan-nawacita-jokowi

http://news.detik.com/read/2016/05/20/141632/3214367/10/massa-demo-di-depan-istana-bertambah-mahasiswa-ui-dan-itb-merapat

http://m.metrotvnews.com/news/peristiwa/5b2MVXeN-peringati-harkitnas-ratusan-mahasiswa-demo-istana

http://tariantinta.com/20-mei-2016-di-depan-istana-negara-massa-aksi-bem-si-kawal-nawacita/

http://nasional.kini.co.id/2016/05/20/15073/bem-se-indonesia-kepung-istana

http://nasional.kini.co.id/2016/05/20/15092/15092

http://detik.id/Vt4KHc 

Momentum

Momentum memang penting untuk menggerakkan massa, tetapi tentu yang lebih penting apa yang bisa dimanfaatkan dari momentum itu. Sungguh sangat disayangkan, karena kelalaian kami para pengurus inti yang menjadi core dari BEM SI, konten digodok dalam tempo yang cukup mendekati hari H aksi sehingga teman-teman dari berbagai belahan Indonesia tidak semuanya tahu akan isi kajiannya. Hal ini menyebabkan tidak semua bisa mengkonsolidasi massa kampusnya masing-masing secara maksimal. Terutama kampus yang memiliki budaya ilmiah yang cukup kuat untuk turun aksi. Terlebih lagi, untuk merangkum masalah-masalah yang ada menjadi poin-poin tuntutan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya bermodalkan kesepakatan rakernas, solidaritas, kepercayaan kepada korsu yang mengkaji, dan pemahaman seadanya, mahasiswa-mahasiswa tetap berkumpul untuk berunjuk rasa bersama.


Kritik terhadap oknum KAMMI

Di tengah-tengah aksi, terdapat oknum KAMMI yang nampaknya akan bergabung dengan massa aksi BEM SI. Saya tidak menampik bahwa banyak ketua BEM berasal dari organ ekstra KAMMI, tetapi dengan mencoba menggabungkan massa heterogen, itu kasus lain. Kejadian untuk memanfaatkan momen BEM SI berkumpul ini tidak hanya terjadi sekali, saat rakernas di lombok kemarin, oknum KAMMI yang lain menggalang dukungan untuk Fahri Hamzah yang saat itu baru dipecat oleh PKS dan sedang hangat-hangatnya diberitakan di media. 

Saya sarankan oknum-oknum tersebut harus melihat konteks agar dapat punya empati kepada teman-teman BEM lain yang hadir. KAMMI yang  membawa sikap entah apa, tentu harus berkoordinasi dengan baik ketika ingin menyatukan massa. Bukan berarti saya menganggap BEM atau KM ITB eksklusif terhadap gerakan mahasiswa lain. Akan tetapi, coba bayangkan apa yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing ketua BEM atau presiden mahasiswa ke massanya ketika massa dari organisasi luar yang entah sikapnya apa dan memperjuangkan kepentingan apa bergabung.

Hal ini sebenarnya bukan hal yang jarang terjadi. Di aksi 21 Mei 2015 lalu, dua organ ekstra tak henti-hentinya mengajak seluruh mahasiswa bergabung untuk turunkan Jokowi. Padahal, yang disepakati bukanlah turunkan Jokowi, tapi meminta bertemu dengan Jokowi. Jadi memang bukan hanya oknum KAMMI yang melakukan hal serupa untuk memanfaatkan massa lain, hanya saja untuk di periode ini, oknum KAMMI dua kali melakukan hal yang menjengkelkan bagi saya.

Terus bertanya dan harus Ada jawabnya


Tempat ini diberi nama PLAZA WIDYA NUSANTARA

supaya kampus ini menjadi tempat anak bangsa menimba ilmu,
belajar tentang sains,seni,dan teknologi;
supaya kampus ini menjadi tempat bertanya ,dan harus ada jawabnya;
supaya kehidupan di kampus ini membentuk watak dan kepribadian;
supaya lulusannya bukan saja menjadi pelopor pembangunan,tetapi juga pelopor persatuan dan kesatuan bangsa.

Prof. Wiranto Arismunandar
21 Januari 1996

Dari segala kekurangan yang ada dari aksi massa, lantas apakah kita berhenti aksi ?
Meski belum jelas apa ujung hasilnya, apakah kita berhenti menjawab dengan sikap akan tanya-tanya dan keanehan-keanehan yang muncul di negeri ini ?

Dokumentasi dan reportase  :
Biro Kominfo ITB : https://www.youtube.com/watch?v=i6ay_BMD-3s
Twitter KM ITB : @KM_ITB
Twitter ganecapos : @ganecapos

Muhammad Mahardhika Zein
Teknik Sipil ITB 2012
Presiden KM ITB

You Might Also Like

3 komentar

  1. Assalammu'alaikum Kak Dhika, terima kasih sudah berbagi melalui cerita-ceritanya di blog ini. Seperti tagline blognya, kakak sukses menginspirasiku, tapi kuharap ke depannya akan selalu grow-share-inspire :)

    Semoga suatu waktu ada kesempatan untuk bersua, setidaknya berada dalam satu almamater yang sama memudahkanku.

    Salam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam halo assyifa, siap sama-sama ya, sayangnya aku belom banyak nulis lagi, dalam waktu dekat insyaallah bakal nulis lagi. Kita udah ketemu kan waktu itu, jangan ragu nyapa dan ajak ngobrol aja ya :)

      Hapus
    2. waalaikumsalam halo assyifa, siap sama-sama ya, sayangnya aku belom banyak nulis lagi, dalam waktu dekat insyaallah bakal nulis lagi. Kita udah ketemu kan waktu itu, jangan ragu nyapa dan ajak ngobrol aja ya :)

      Hapus